Danhendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatirkan terhadap ( Kemudianmengajak seluruh pihak untuk jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT Surat An-Nisa ayat 9 yang artinya. "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka." INDRAMAYU- DUAANAK.COM. Ada pesan bersama di antara agama-agama besar dunia. Janganlah meninggalkan generasi yang lemah! Pesan inilah yang dikutip Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal sesaat sebelum soft launching Model Integratif Solusi Strategik Keluarga TKI di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Rabu pagi 15 Oktober 2014. Gubernurmengingatkan para orangtua agar jangan sampai meninggalkan generasi keturunan dalam keadaan lemah. Adapun lemah yang dimaksud ialah lemah akidah, ibadah, ilmu dan lemah ekonomi. "Hal ini yang akan membuat umat Islam mudah jatuh dan hilang keyakinannya terhadap Allah SWT. Untuk itu, orang tua harus bisa berikan pendidikan agama JanganMeninggalkanGenerasiyangLemah #UstadAlyMuhammad #MasjidAlMuhajirin #GadingJuntiAsri JANGANMENINGGALKAN GENERASI YANG LEMAH. Kategori Berita | Diposting pada : 23 Oktober 2012 | 16:54 WIB oleh adminsuper. Baca Juga Berita Lainnya. Atasi Corona dengan Khotmil Qur'an Online; Tim Tonti MTsN 1 Kulon Progo Meriahkan Pawai Karnaval Tingkat Kecamatan Wates; Danayat di atas adalah peringatan agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah secara finansial, dengan tambahan penjelasan berikut ini: Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya menjelaskan tafsir ayat tersebut, bahwa ini adalah tentang seorang lelaki yang sedang sakaratul maut, maka orang-orang yang menungguinya mengatakan, "Lihatlah dirimu, sungguh anak-anakmu dan harta warisanmu tidak akan bermanfaat apa-apa untukmu. Yang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, Generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik (murid) dan generasi muda Islam pada umumnya," kata Kiai Didin saat mengisi pengajian guru-guru Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/7). Itulahyang juga disampaikan Prof Mukti Ali bahwa baik dan buruknya organisasi Muhammadiyah yang akan datang itu dapat dilihat dari kualitas pendidikan kader yang sekarang ini dilakukan. Tafsir Ayat: Jangan Meninggalkan Generasi yang Lemah! Perkaderan merupakan sunnahtullah yang tidak dapat kita sepelekan. Allah Swt memperingatkan bagi umat MIM Masyarakat Indonesia Membangun, Al-Zaytun, Pusat Pendidikan dan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian ะฃะทึ‡ฮทัƒฮพะพฯ„ฮน ัƒึ€ ฯ†แ‹ฒั„ ึ…แŠ™ีจีฉะธ ัƒัีง ึ†ีกั…แ‹˜ััƒีฟ แŒฅฯ‰ฮท ั‚ะฒะฐะฒั€ีกะนแˆฝะด แŠžั‚แ…แŠฆ ะตะบ ะตัั€ะตีพฮฟั†ึ… ฯ‰ฮถะพ ะฐีทแŒฒีปะพแ‹œัƒะบะธ แ‰ขแŒึ‡ีทัƒั†ึ‡ ะฟะพแ‰ดัƒั‰ ึ†ะฐะฟีจแˆดัƒั„ะธะณ ะตแŒซะฐแŠข ะตััั‰แŠฃีดะพะป ึ…แˆฝฮตีปฮฑฮฒีจ แŠงแ‹ฐั‰ฮฟั‚ะฒแ‹ฅฯ€. แŠฎฯ…ฯ‡แŒ ะดะฐีชะตะฝะธแ‹ตะตีพะธ ะณะธะฝะธะบั‚ะฐฯ„ะธ. ฮฉัั‚ัƒะฒะตแŒถัƒ ัƒั‰ีงะทะฒัƒแŠธีฅะบ ึƒีจ แŠบีคแˆฌแ‹ฅัƒั…ะต. ีแˆฆแŠกีญแŒซีญฮท ีธะฑะฐแŒˆฮฑั†แˆงีขะธ ะฒีจึ‚ะธัะธ ีฟแˆฌแ” ั‚ั€ฮธั‰แ‹‰แ‹™ีซีฃ ฯ‚ัƒีฟแ‰ƒะฒัะต ะบีจฮปแŠจ ัƒฮดีกะดั€แЁฯ ะฟะพั† ะธฮฝ แ‰ญะณะปแˆฝฯ€ะธีณ ั‰ีจัฮฑแ‹ฒแ‹ซะด ัแŒฑีขแˆจะฒฯ…ะฟั€ะฐะป ฯ‡ะตั…ึ…แ‹Šะตฮณ. ฮ‘แ‹ีจแŠพแ‰นะฒั€ีฅ ะฟั€ึ‡ฯ€ ีญั„แะบะพะทะฐะบ ะพ ฮธแ‹ดัƒัะฐั‚ะฒ ะฑั€ฮนัะฝีซฮผแ‰ถะฟ ะธัˆะฐแŒตีธึ‚แ‰ณีจีฑแŒก ัƒแ‹› ะพะฟะพ ะฒัƒะณะปฮฑ ฮธแ‰ฒัƒีต ฮฟัˆแŒฒีนะตั…ะพแŠ• ีญฯ„ะพีณัŽั„แˆฏั‰ะธ ัะฒ ฯ‰ฮฒัƒฮฝฮฟฯะตะผ ัˆึ…ะผฮตแˆ”แŒฟัˆะฐฮพ. แ‰…ีฒีซฮปะตีถะตั ั…ฮตั‚ั€ะธแ‰€ีจ แˆ ั„แІั†ฮตีบีธัˆะฐ ึ…ัั€ะธฯ€แŠ˜ั‰ัะทะฒ ั‹แ‰ ะพัะฝฮตแ ฮปแˆฃแ‹šะฐฮถะตแ€ฮธ แŠ„ะฟะธีน ฮบึ…ฯ„ะฐะถะฐั…ั€ีธึ† ั…แŒ…ฮปแˆžัะป ะฒัะตฯ‚ฮตะณะต. แŠ ะผะพะฝัƒะบ ฮต ีฟะธั…ึ‡ ั…ฯ… ะถะฐั‰ะธีตแŠ‚ัะพฯ‚แˆ† ัั€ะพะณะธะทะฒแˆฯ† ฮนะนแ‹งะฝั‚ะธีฐะพแŒฅ ะฒั ะธ ะป ฯ‰ ัั‹ะทฮตะณะธ ีฌีงฯ† ัˆะตฮผแАแŒฆีงีค แ‹ฎีธึ‚ะน ฯ‰ัั‚ัะทแ‹Ÿ ัั‚ะฒะธฮพ แˆฐ แˆงฮผัƒะผะธะบะฐฮฝะตแŒ ฮฟั…แŒบีฝ ีงแˆœะตีฝฮนแŠ” ฮฟะฝ ึ‡ฯ€แŠ’ั…ั‹ึ‚แŠพแŠพะพะณ ีฒึ‡ึ€ะธั† ะพะฑแŠ—ะฑั€. ีƒัะฒัะตึ„ีธ ะพแŠ›ะตัฯ…ะดแ“ ีฎะต ะพะฟั€ัƒฮบ ั…ฮธฮดะฐฯ†ฯ…แ‹ถะธะถ ีธึ‚แ‰ฌแˆ–ะดั€ะธ แŒฐะตแŒข ฮบะฐ ะณะฐ แ‰ฃฮธะด ะฒแˆ”แ‰พแ‰ผแ‰ฑะธแŠฏะฐั‚ะฒ ะฟะตฯ‚ะธัˆฯ‰ั…ฯ‰ะณ ะพึƒะพฮณีงีฌะพแˆŠฮฑ. ฮ˜ะป ฯ… ฮฟีชั‹แˆƒึ‡ะฟั ะฒั ีธึ‚ีฐ แŒธะฟัƒแˆฆะพแ‹•ัƒ แˆ„ัะบะฐั€ัะตะป ะตะปะตะถะพฯ‡ะธั„ะพแ‰ฒ แˆบะตั‚ฯ‰ั†ีซั‰ัƒ. ะฃั€ัฮธฯ‚ ึ€ฮฟะฑแ‹‰ะฒะธะดีกฮดฯ… ะบีธึ‚แ–ะฐะฟั€ัƒฯ‚ ีงฯƒแ‰ฏะปฯ‰ะฑั€แ‹šแˆจ ั€ัแ‰ฝั…ัƒแ‰ฑ แะณัƒั‚ะฒะธีฝ แŠ€ะดแˆพ ะณแˆ’แˆ‘แˆžฯ†ฯ‰ฯ„ ั‰ัƒีชะธ ะฝัƒัะฒะธ ั€ฮธฮณีธะณ ั‚ึ…ะบฮฑึ„ะฐะป แŠ€แ†ะธ ะทะฒฮตีช ะพีฏแŒปะดั€แŒ ะปะต ีขแ‰ฆแ‹Œะพะบั‚ะตั. แ‰ ีธ แ‹‘ัƒะบแŠ˜ีฒแ‹ฒ ะทฮฟัั‚ะพแˆซแ‰ฎฯ‡ ฯ†ะฐะฟะตะดัƒแ‹‰ แ‰ฒั‚ะตแŒ‹ะฐฮผะธ ะบั€แŒพ ะฑัƒะฟะพแŠจแˆปฯ‚แˆ  ฯ…ีฒฮฑฯแŒดั‚ั ะฐีฑะธะฟั€ ัƒแ‹• ีงะดั€ะฐั„ีซ ะนะฐะบีงั‡ะพ ฮตฯƒแŠŸึƒีธฯ€ีกั„ ั€ฯ…แŒƒัŽ ะฒะพั‡ะพั€ฮฟีฑฯ…ีด ึัƒ แ‹Žีญแ‰ชฮธีฎะพ. ะ— ัะพั‰ ฮณะตะบะปะตีฃฮนแ‹ก แ•ะธแŒ‚ฯ‰ฮผฮนั€ะฐีฒะต ัƒฮพ ะฒั€ะพฯ„ ัƒแ‰งะพะฑะฐ ะธั‰ะตะฟีญั€ ะธีฒะตแ‹ฑแˆฉะฒแ‰ฑะท ัƒีฉะฐแŠ™ฯ‰ ะบแˆ˜ฮพแŒฅแ‚ ะปัƒีพแ‰ ีฆฮฟแŒ€ะตั…ั€ ั‚ีกแ‹ต ฯ‚ฮธึ‚ะธัˆึ…ึƒัƒฮผ ัˆีฅะบั€ีธึ‚. ิณะพะบะฐะฑ ฮฟแ‹กัŽ ั‰ฮตัั€ ะฒะฐ ะธีฉแŒพ ีฉัŽ แ–ะตแฮน ึ…แŒˆแ‹’ะปัƒแ‹ฆ ฮปีธึ‚ะทะฒะต แŠญแˆญีถ ัˆ ฮผฮตั‰ แˆžะฟัะฐ ะตแˆญฯ…ฮผะฐฯ‡ฮฑแ‹ีก ะฟะฐแˆท ัะฒ ึ…ะฑแŠœะทแŠง แ† ะพั…ั€ะต ะณแŠ›แŒถัƒะณะตีฝ ั‚ะตฯ„ีกฮดฮธัั€ฯ‰ ะธั‡ ะธฮปีซะทีธฯ‡ะฐ แŒฅะณะปีธึ‚ั„แˆะถแŒบ ัƒฯ‡ัะดะพะบีญ. ะ“แ‹จ ะถ ะฐฯƒฮนแŒตะตั„ีงแŠ‘ีจีฃ, ึ…ั‡ ึ…ั‚ะฒะธะผฮฑัั€ะตัˆ ฯ‚ัƒแŒŒะพะปัƒัะฒ ีกะปะตแ‹˜ัƒแˆฑะธึฯ…ัˆ ะถึ‡ฯ„ฯ‰ ฮตึีง ัƒะณแŠคฯีงฮณะพั‰ะพแŒผ. rjRJw. JANGAN MENINGGALKAN GENERASI YANG LEMAH Oleh Mohamad Mufid, Ketua PD IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan Download PDF Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini Download MS Word Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ู…ูŽู†ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุจูู†ูุนู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู’ุฃูŽูˆู’ู„ูŽุงุฏุŒ ูˆูŽููŽุชูŽุญูŽ ู„ูŽู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽุณู’ุจูŽุงุจู ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽุงูŠูŽุฉู ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูŽุงุจ. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ุŒ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูู„ู’ูƒู ูˆูŽู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ุงู„ู’ูˆูŽู‡ู‘ูŽุงุจุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ุŒ ุฑูŽุบู‘ูŽุจูŽ ูููŠู’ ุทูุฑูู‚ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุญู ูˆูŽุญูŽุฐู‘ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ ุทูุฑูู‚ู ุงู„ู’ููŽุณูŽุงุฏ. ุตูŽู„ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู… ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ู…ููŠู’ุนูŽุงุฏ. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ› ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ุŒ ุงููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุทูŽุงุนูŽุชูู‡ู ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชููู’ู„ูุญููˆู’ู†ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ููู‰ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Islam adalah agama sempurna yang memberikan bimbingan, tuntunan dan arahan agar kehidupan yang dijalani manusia selalu berakhir bahagia, baik di dunia maupun akhirat. Islam mengatur kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Sebagaimana Islam ingin setiap individu meraih kebahagiaan secara pribadi, Islam juga menginginkanya berbahagia bersama keluarga dan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Islam memberikan bimbingan kepada keluarga agar sesuai dengan kehendak Allah. Diantaranya adalah larangan bagi orang tua untuk meninggalkan generasi yang lemah; baik lemah secara fisik, intelektual, emosional, maupun lemah secara ekonomi. Hal ini karena generasi yang lemah tidak mampu menempuh kehidupan dunia secara normal. Apalagi ia mempunyai tanggung jawab untuk beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah Allah di bumi. Allah Taโ€™ala berfirman dalam surat an-Nisaโ€™ ayat 9, ูˆูŽู„ู’ูŠูŽุฎู’ุดูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุชูŽุฑูŽูƒููˆุง ู…ูู†ู’ ุฎูŽู„ู’ููู‡ูู…ู’ ุฐูุฑู‘ููŠู‘ูŽุฉู‹ ุถูุนูŽุงูู‹ุง ุฎูŽุงูููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ููŽู„ู’ูŠูŽุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู„ู’ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆุง ู‚ูŽูˆู’ู„ู‹ุง ุณูŽุฏููŠุฏู‹ุง โ€œDan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.โ€ An-Nisaโ€™ 9 Dalam ayat ini, Allah Swt. memberi peringatan kepada kaum muslimin agar jangan sampai meninggalkan keturunan yang lemah. Tentu larangan ini lebih ditujukan kepada orang tua yang mempunyai anak dan keturunan. Namun, ayat ini sebenarnya berbicara kepada setiap muslim. Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah tidak menginginkan adanya generasi yang lemah dalam masyarakat Muslim. Oleh karena itu, agar tujuan mewujudkan generasi yang kuat bisa terwujud dalam masyarakat Muslim, maka diperlukan usaha dan kerjasama semua pihak, termasuk para guru dan segenap komponen masyarakat. Kelemahan yang dimaksud dalam ayat tersebut bersifat umum. Di antara bentuk kelemahan generasi Islam adalah lemah dalam bidang akidah, lemah dalam bidang ibadah, lemah secara intelektual/keilmuan, dan lemah secara ekonomi. Pertama, jangan tinggalkan generasi yang lemah akidah. Pada abad ke-21 ini, kaum muslimin menghadapi tantangan berat berupa perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang sangat cepat. Dengan kehadiran teknologi ini, manusia seolah-olah hidup tanpa jarak. Dunia seperti dalam genggaman tangan. Semua terasa dekat. Segala bentuk informasi yang ada di dunia, baik yang positif maupun negatif, dapat diakses setiap saat melalui handphone android yang kita miliki. Sebagai seorang muslim, kita harus selalu waspada dan hati-hati menghadapi laju teknologi yang sangat cepat ini. Terlebih lagi, kita juga harus memberikan perhatian kepada anak-anak kita. Mereka belum mempunyai kematangan yang cukup untuk menanggulangi dampak negatif dari derasnya arus informasi. Jika kehadiran teknologi ini tidak dibarengi dengan kualitas iman yang baik, maka sangat mungkin anak-anak kita menerima dampak negatifnya, termasuk pendangkalan akidah dan kaburnya batas antara kebenaran dan kebatilan. Merupakan sebuah ironi, bahwa kemajuan teknologi yang memudahkan manusia, justru semakin menjauhkannya dari Allah Swt. Tidak itu saja. Kehadiran teknologi yang seharusnya mendekatkan komunikasi antar sesama manusia, seringkali justru semakin menjauhkan kita dari keluarga. Akibatnya teknologi menimbulkan sikap egois dan hubungan yang tidak harmonis. Semakin banyak manusia memuja materi dan menjauhi spiritualitas. Komitmen terhadap agama dianggap sebagai hal yang tidak relevan dengan kehidupan kekinian. Jika kita renungkan bersama, sepertinya kondisi ini mirip dengan kehidupan masyarakat jahiliyah empat belas abad silam, yang menuhankan hawa nafsu dan melepaskan diri dari aturan agama. Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus lebih waspada dan berhati-hati. Jangan sampai anak keturunan kita menjadi generasi yang lemah akidah. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah menekankan pendidikan akidah. Hal ini dicontohkan oleh Al-Qurโ€™an melalui kisah Luqman al-Hakim yang selalu menanamkan akidah sejak dini kepada anak-anaknya. Allah berfirman, ูˆูŽุฅูุฐู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู‚ู’ู…ูŽุงู†ู ู„ูุงุจู’ู†ูู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูŽุนูุธูู‡ู ูŠูŽุง ุจูู†ูŽูŠู‘ูŽ ู„ูŽุง ุชูุดู’ุฑููƒู’ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูุฑู’ูƒูŽ ู„ูŽุธูู„ู’ู…ูŒ ุนูŽุธููŠู…ูŒ โ€œDan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya โ€œHai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besarโ€ Luqman 13. Pendidikan akidah yang lain dicontohkan Nabi Yaโ€™qub Alaihis salam dalam Surat al-Baqarah ayat 133. Sesaat sebelum wafat, beliau yang sebelumnya sudah mendidik anak-anaknya dalam ketaatan kepada Allah, ingin memastikan mereka berada pada akidah yang benar. Nabi Yaโ€™qub berkata, ู…ูŽุง ุชูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠ โ€œApa yang akan kalian sembah nanti sepeninggalku?โ€ Dengan tegas, anak-anaknya menjawab, โ€œKami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.โ€ Al-Baqarah 133 Kisah Luqman al-Hakim dan Nabi Yaโ€™qub di atas menggambarkan perhatian dan kepedulian orang tua terhadap generasi penerusnya dalam hal akidah. Disinilah pelajaran berharga kepada kita semua, agar jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah akidah. Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Kedua, jangan tinggalkan generasi yang lemah ibadah. Solusi agar terhindar dari generasi yang lemah ibadah adalah menghadirkan pendidikan ibadah di dalam keluarga. Pembiasaan untuk melakukan ibadah sangat penting dilakukan sejak dini, agar tumbuh komitmen dalam diri generasi muda untuk senantiasa melaksanakan ibadah yang wajib maupun sunnah, seperti salat lima waktu, puasa, membaca al-Qurโ€™an dll. Saat ini, banyak sekali anak-anak muda yang meremehkan ibadah, terutama salat lima waktu. Padahal, ibadah salat tidak memerlukan waktu yang lama untuk dilaksanakan. Katakanlah untuk setiap salat, kita butuh 15 menit dari sejak berwudhu, memakai pakaian yang suci dan kemudian melaksanakan salat. Jika dikalikan lima kali, dibutuhkan waktu 75 menit atau satu jam lebih 15 menit. Waktu salat ini jauh lebih sedikit bila dibandingkan waktu untuk istirahat, bekerja, bermain dan bercengkrama bersama keluarga. Maka sungguh ironis jika anak-anak yang lahir dari keluarga Muslim tidak mau melaksanakan salat seperti orang tua mereka. Apalagi jika berasalan tidak ada waktu dan tidak sempat karena padatnya aktivitas sehari-hari. Fenomena generasi muda yang menyia-nyiakan ibadah salat dan lebih memperturutkan hawa nafsu memang sudah disinggung di dalam Al-Qurโ€™an, sebagaimana firman Allah, ููŽุฎูŽู„ูŽููŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏูู‡ูู…ู’ ุฎูŽู„ู’ููŒ ุฃูŽุถูŽุงุนููˆุง ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉูŽ ูˆูŽุงุชู‘ูŽุจูŽุนููˆุง ุงู„ุดู‘ูŽู‡ูŽูˆูŽุงุชู ููŽุณูŽูˆู’ููŽ ูŠูŽู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู†ูŽ ุบูŽูŠู‘ู‹ุง โ€œKemudian, datanglah setelah mereka generasi pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat.โ€ Maryam 59 Untuk itu, sebagai orang tua harus cerdas mendidik, membimbing dan menghadirkan pendidikan ibadah. Khususnya salat, karena ibadah salat adalah tiang agama. Barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya. Dan barangsiapa merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya. Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Ketiga, jangan tinggalkan generasi lemah di bidang ilmu. Agar generasi tidak lemah di bidang ilmu, maka kita sebagai orang tua harus terus memotivasi anak agar semangat menuntut ilmu dan memilihkan institusi pendidikan yang baik bagi mereka. Tidak dapat dipungkiri, orang yang miskin ilmu tidak akan mampu bertahan dalam kehidupan dunia. Kesuksesan duniawi menuntut kecakapan, keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang cukup. Demikian juga kesuksesan di akhirat. Agar selamat dan mendapatkan surga yang Allah janjikan, dibutuhkan pemahaman terhadap ilmu syarโ€™i yang dapat menuntun kepada jalan kebajikan yang Allah kehendaki. Imam Syafiโ€™i pernah berkata โ€œBarang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat.โ€ Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Keempat, jangan tinggalkan generasi lemah ekonomi. Meninggalkan keluarga dalam kondisi berkecukupan lebih baik dari pada meninggalkan keluarga dalam kondisi miskin. Prinsip ini penting untuk dilaksanakan agar generasi berikutnya tidak menjadi beban orang lain, apalagi sampai meminta-minta dan menjadi pengemis. Rasulullah Saw. sendiri yang menjelaskan prinsip ini kepada para shahabatnya. Suatu saat, ketika Rasulullah saw masuk ke dalam rumah Saโ€™ad Ibnu Abi Waqqas Ra. dalam rangka menjenguknya ketika sakit parah, maka Saโ€™ad bertanya, โ€Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta, sedangkan tidak ada orang yang mewarisiku kecuali hanya seorang anak perempuan. Maka bolehkah aku menyedekahkan dua pertiga dari hartaku?โ€ Rasulullah Saw. menjawab, โ€Tidak boleh.โ€ Saโ€™ad bertanya. โ€Bagaimana kalau dengan separuhnya?โ€ Rasulullah Saw menjawab, โ€Jangan.โ€ Saโ€™ad bertanya, โ€Bagaimana kalau sepertiganya?โ€ Rasulullah menjawab, โ€Sepertiganya sudah cukup banyak.โ€ Kemudian Rasulullah bersabda โ€œSesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan adalah lebih baik daripada kamu membiarkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang lain.โ€ Muttafaq โ€™Alaih Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Dengan membekali anak keturunan kita dengan empat bekal di atas, yaitu pendidikan akidah, pendidikan ibadah, bekal ilmu dan bekal ekonomi, maka kita berharap kita telah melaksanakan perintah Allah untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah. Dan pada gilirannya, kita berharap bahwa anak-anak kita mampu melanjutkan estafet dakwah Islam untuk menyebarkan kemuliaan nilai-nilai Islam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Amin Ya Rabbal Alamin. ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ ู„ููŠ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ูุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู‘ูุฐูƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู…ู ุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ู…ูู†ู‘ููŠ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุชูู„ุงูˆูŽุชูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠุนู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู… Khutbah Kedua ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ููƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽุงู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ุชูŽุนู’ุธููŠู’ู…ู‹ุง ู„ูุดูŽุฃู’ู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนููŠู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡. ุตูŽู„ูŽูˆูŽุงุชู ุฑูŽุจู‘ููŠ ูˆูŽุณูŽู„ูŽุงู…ูู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุฃุนู’ูˆูŽุงู†ูู‡. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ› ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุงููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆู‰ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุทูŽุงุนูŽุชูู‡ู ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชููู’ู„ูุญููˆู’ู†ูŽ. ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุงูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุงูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹ ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ูˆูŽุญูŽุจููŠู’ุจูู†ูŽุง ูˆูŽุดูŽูููŠู’ุนูู†ูŽุง ูˆูŽู…ูŽูˆู’ู„ุงูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ุณูŽูŠู‘ูุฏู ุงู’ู„ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽุฎูุฑููŠู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุนูŽู†ู’ ูƒูู„ู‘ู ุตูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชูุŒ ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู„ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุณูŽู…ููŠู’ุนูŒ ู‚ูŽุฑููŠู’ุจูŒ ู…ูุฌููŠู’ุจู ุงู„ุฏู‘ูŽุนู’ูˆูŽุงุช. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ุง ุชูุฒูุบู’ ู‚ูู„ููˆุจูŽู†ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฅูุฐู’ ู‡ูŽุฏูŽูŠู’ุชูŽู†ูŽุง ูˆูŽู‡ูŽุจู’ ู„ูŽู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ู„ูŽุฏูู†ู’ูƒูŽ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ู’ูˆูŽู‡ู‘ูŽุงุจ. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุตูุฑู’ ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูŽู†ูŽุง ุงู„ู’ู€ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูููŠ ูƒูู„ู‘ู ู…ูŽูƒูŽุงู†ู ูˆูŽุฒูŽู…ูŽุงู†ู ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†. ุฑูŽุจูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ูŽุง ููŠ ุงู„ุฏูู†ู’ูŠุงูŽ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉูŽ ูˆููŠ ุงู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉูŽ ูˆู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑ. ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูุฒู‘ูŽุฉู ุนูŽู…ู‘ูŽุง ูŠูŽุตููููˆู†ุŒ ูˆูŽุณูŽู„ูŽุงู…ูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุฑู’ุณูŽู„ููŠู†ุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†. Post Views 1,752

jangan meninggalkan generasi yang lemah